TUGAS
KELOMPOK MATA KULIAH DASAR-DASAR PENDIDIKAN MIPA
“
HUBUNGAN ANTARA MUSLIM DENGAN SAINS”

KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, penulis dapat
menyelesaikan sebuah makalah Dasar-Dasar Pendidikan Mipa., yang berjudul “Hubungan Antara Muslim Dengan Sains”
sebagai salah satutugas kelompok
mata kuliah Dasar-Dasar Pendidikan Mipa..
Penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1.
Drs. Purwiro Harjati, M.Pd. selaku dosen pengampu mata
kuliah Dasar-Dasar Pendidikan Mipa
2.
Teman-teman yang
telah memberikan dukungan sehingga terselesainya makalah ini
3.
Semua pihak yang telah membantu terselesainya makalah ini
Makalah
ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan
bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Metro, 08 Mei 2012
Penyusun
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR
DAFTAR ISI
PENGERTIAN
MUSLIM
PENGERTIAN
SAINS
HUBUNGAN
ANTARA MUSLIM DENGAN SAINS
TUJUAN MEMPELAJARI SAINS
DALIL-DALIL YANG BERKAITAN ANTARA HUBUNGAN MUSLIM DENGAN
SAINS
Pendahuluan
Sains wujud daripada perasaan ingin tahu manusia
terhadap alam sekelilingnya dan merupakan salah satu cabang utama ilmu
pengetahuan yang dapat digunakan untuk meningkatkan keimanan. Sungguh Islam
telah memberikan garis kasar terhadap kaedah dan jawaban kepada banyak
persoalan sains, namun ianya masih memerlukan pengkajian yang mendalam untuk
membuktikan kebenarannya. Atas sebab inilah maka Islam sangat menuntut umatnya
mencari, mengembang dan menguasai ilmu pengetahuan.
A. PENGERTIAN MUSLIM
Muslim ialah penganut
agama islam (orang yang beragama islam). Seorang muslim artinya orang yang
telah berpasrah diri, dalam hal ini berpasrah kepada Tuhan, tetapi dalam
rangking manusia berkualitas.
B. PENGERTIAN SAINS
Sains berasal dari
perkataan Science Yang berasal daripada perkatan Latin scio, scire yang juga bermaksud
PENGETAHUAN. Dalam bahasa Arab Ilmu berasal dari kata ‘ALAMA yang berarti PENGETAHUAN.
PENGERTIAN SAINS MENURUT BEBERAPA AHLI
•
Karl Pearson
(1857-1936)
Sains ialah lukisan atau keterangan
yang lengkap dan konsisten tentang pengalaman dengan istilah yang sederhana
sesedikit mungkin
•
Herbert L
Searles
Sains pengetahuan yang tepat,
disahkan secara paling cermat dan paling
umum yang diperoleh oleh manusia
Sains
berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam semesta secara sistematis, dan
bukan hanya kumpulan berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip saja
tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.
Menurut Medawar (1984) Sains(dari istilah Inggris Science) berasal dari kata: sienz, cience, syence, scyence, scyense, scyens, scienc, sciens, scians.
Kata dasar yang diambil dari kata scientia yang berarti knowledge (ilmu). Tetapi, tidak semua ilmu itu boleh dianggap sains. Yang dimaksud ilmu sains adalah: ilmu yang dapat diuji (hasil dari pengamatan yang sesungguhnya) kebenarannya yang dikembangkan secara bersistem dengan kaidah-kaidah tertentu berdasarkan kebenaran atau kenyataan semata sehingga pengetahuan yang dipedomani tersebut boleh dipercayai, melalui eksperimen secara teori.
Menurut Medawar (1984) Sains(dari istilah Inggris Science) berasal dari kata: sienz, cience, syence, scyence, scyense, scyens, scienc, sciens, scians.
Kata dasar yang diambil dari kata scientia yang berarti knowledge (ilmu). Tetapi, tidak semua ilmu itu boleh dianggap sains. Yang dimaksud ilmu sains adalah: ilmu yang dapat diuji (hasil dari pengamatan yang sesungguhnya) kebenarannya yang dikembangkan secara bersistem dengan kaidah-kaidah tertentu berdasarkan kebenaran atau kenyataan semata sehingga pengetahuan yang dipedomani tersebut boleh dipercayai, melalui eksperimen secara teori.
C. HUBUNGAN MUSLIM DENGAN SAINS
Sebagai makhluk yang paling sempurna diantara
makhluk ciptaan Tuhan yang lainnya, manusia diberi oleh Tuhan beberapa
kelebihan yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya yaitu akal dan daya nalar.
Kemampuan manusia untuk berpikir dan bernalar itu dimungkinkan pada manusia
karena ia memiliki susunan otak yang paling sempurna dibandingkan dengan otak
berbagai jenis makhluk hidup lainnya. Oleh karena itu, dalam kehidupan
sehari-hari manusia selalu terus berusaha untuk menambah dan mengumpulkan llmu
pengetahuannya. Ilmu pengetahuan yang didapatkan adalah untuk memelihara bumi
ini dari segala kerusakan, karena manusia diutus untuk menjadi khalifah di muka
bumi ini. Manusia mendapatkan ilmu pengetahuan dari pengalaman yang
didapatkannya ( empiris ) dan juga logika yang mereka miliki
(rasional) dari pengalaman tersebut manusia terus-terusan mengolahnya dengan
cara berpikir sehingga menghasilkan suatu ilmu pengetahuan. Manusia yang cerdas
akan mampu menggali kumpulan pengetahuan yang diperlukan untuk mengelola muka
bumi ini. Namun, tidak selamanya pengetahuan yang diperoleh manusia ini
bermanfaat, ada juga pengetahuan yang ternyata menimbulkan suatu permasalahan
ataupun mudarat.
Kekayaan terbesar dalam islam adalah pengetahuan
dan hikmah maka doa yang dimintakan Allah agar kita mohonkan kepada-Nya ialah
untuk menambah pengetahuan. Oleh karena itu, dalam Islam menuntut ilmu hukumnya
wajib sehingga dapat menyebarluaskan ilmu tersebut kepada orang lain. Di dalam
hidup agar dapat membuat keputusan yang benar juga harus diiringi dengan
pengetahuan sehingga terwujud kehidupan yang baik. Pengelolaan sumber daya alam
juga harus diiringi dengan pengetahuan yang memadai untuk pemanfaatan yang
benar dan sebagai pengelola bumi yang baik harus tak henti-hentinya belajar,
karena ilmu pengetahuan itu berubah. Ada yang ternyata salah dan harus di buang
dan ada pula yang harus ditambahkan.
Kemampuan manusia dalam mengembangkan pengetahuan
tidak lepas dari kemampuan menalar. Manusia satu-satunya makhluk yang
mengembangkan pengetahuan secara sungguh-sungguh. Binatang juga mempunyai
pengetahuan, namun pengetahuan ini terbatas hanya untuk kelangsungan hidupnya
(survival). Manusia mengembangkan pengetahuan bukan hanya sekadar
untuk kelangsungan hidup, tetapi dengan memikirkan hal-hal baru; manusia
mengembangkan kebudayaan, manusia member makna pada kehidupan, dengan kata lain
semua itu pada hakikatnya menyimpulkan bahwa manusia itu dalam hidupnya
mempunyai tujuan yang lebih tinggi dari sekadar kelangsungan hidupnya. Inilah
yang menyebabkan manusia mengembangkan pengetahuannya dan mendorong manusia
menjadi makhluk yang bersifat khas di muka bumi.
Pengetahuan mampu dikembangkan manusia disebabkan
dua hal utama yakni, pertama, manusia mempunyai bahasa yang mampu
mengkomunikasikan informasi dan jalan pikiran yang melatarbelakangi informasi
tersebut. Kedua, manusia mempunyai kemampuan berpikir menurut alur kerangka
berpikir tertentu yang disebut penalaran. Kedua hal inilah yang memungkinkan
manusia mengembangkan pengetahuannya.
Umat Islam perlulah
menjadikan dirinya sebagai seorang Muslim yang berilmu dan bertaqwa karena Ilmu
tanpa agama adalah buta, sedangkan agama tanpa sokongan sains dan teknologi
akan mudah pincang dan meletakkan umatnya dalam keadaan serba lemah dan
kekurangan.
Di dalam Islam menuntut
ilmu hukumnya wajib, sehingga dapat menyebarluaskan ilmu tersebut kepada orang
lain.
Ilmu pengetahuan, menurut Al-Qur’an, dapat
diperoleh melalui berbagai macam cara. Diantaranya melalui indra,
seperti sama’ (pendengaran) yang biasanya bersifat verbal,
dan bashar (penglihatan) yang biasanya menghasilkan ilmu pengetahuan
yang bersifat observasional-eksperimental.
Semangat
Al-Qur’an dalam mendorong umat Islam untuk bekerja sungguh-sunguh pada
pencarian ilmu harus terus disosialisikan hal ini karena dunia masa kini,
apalagi masa depan, adalah dunia yang dikuasai ilmu pengetahuan dan teknologi.
Siapa yang menguasai keduanya, secara lahiriah akan menguasai dunia. Jika
dikatakan ilmu pengetahuan merupakan infrastruktur, keduanya akan menentukan
suprastruktur dunia internasional, termasuk kebudayaan, moral, hukum dan juga
perilaku keagamaan. Jika umat Islam ingin kembali memainkan perannya
sebagai khairu ummah (umat terbaik, Q.S Ali ‘Imran [3]: 110) dan ummatan
wasathan (umat pilihan, Q.S al-Baqarah [2]: 143) menjadi saksi atas
kebenaran ajaran-Nya, pengetahuan kealaman (natural sciences) dan
sosial(social sciences) harus diikat, dilandasi, dan diarahkan sejalan
dengan nilai yang terdapat dalam Al-Qur’an dan Sunnah. Syaratnya, umat Islam
harus menguasai keduanya.
D.
Tujuan Mempelajari Sains
Perlu
diingat bahwa tujuan utama dari kepemilikan ilmu pengetahuan tidak semata-mata
untuk mencerdaskan akal pikiran, mempunyai kemampuan berdebat dan berdiskusi,
tetapi untuk meningkatkan keimanan dan keyakinan kepada Allah Swt., sebagaimana
firmanya:
“ Sesungguhnya dalam
penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang, terdapat
tanda-tanda bagi orang yang berakal. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah
sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan
penciptaan langit dan bumi (seraya berkata):”Ya Tuhan kami, tiadalah engkau
menciptakan ini dengan sia-sia. Maha suci Engkau, maka peliharalah kami dari
siksa neraka.” (Q.S Ali ‘Imran [3]: 190-191)
Manusia mengembangkan pengetahuan bukan hanya sekadar untuk
kelangsungan hidup, tetapi dengan memikirkan hal-hal baru. Di samping itu, tujuan mencari ilmu adalah
untuk meningkatkan amal ibadah yang kita tujukan dalam mencari ridha-Nya,
sekaligus untuk meningkatkan kualitas amal saleh bagi kepentingan hidup
kemanusiaan.
E.
Dalil- Dalil Yang Berkaitan Antara Hubungan Muslim Dengan Sains
Sebagaimana
telah kita ketahui bahwa menurut Al-Qur’an, manusia adalah makhluk yang
berpotensi untuk menguasai ilmu pengetahuan. Allah lah yang mengajari manusia
semua hal yang sebelumnya tidak diketahuinya:
يَعْلَمْ لَمْ مَا لْإِنسَانَ ا عَلَّمَ
Dia
mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya. (Q.S Al-‘Alaq [96]: 5)
Kemanusiaan
manusia (insatiyyatul-insaniyah) diukur antara lain oleh interaksinya
dengan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, berkali-kali dikemukakan dalam
Al-Qur’an yang menghasilkan ilmu (afala yandzuruna, afala ta’qiluna,dan
sebagainya). Manusia diangkat sebagai khalifah-Nya dibedakan dari makhluk yang
lain karena ilmu pengetahuan:
Dan dia
maengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian
menegmukakannya kepada para malaikat lalu berfirman:”Sebutkanlah kepada-Ku
nama-nama benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar.”(Q.S Al-Baqarah
[2]: 31)
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S Al-Mujadilah [58]: 11)
F.
Perumpamaan Bagi Orang Yang tidak Mempergunakan Ilmunya
“ Perumpamaaan orang-orang yang diberi tugas membawa
taurat, kemudian mereka tidak membawanya (tidak mengamalkannya) adalah seperti
keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal. Sangat buruk perumpamaan kaum yang
mendustakan ayat-ayat Allah. Dan Allah tidak member petunjuk kepada orang-orang
yang zalim” { Q.S Al-Jumu’ah (62) : 5}
G. Seruan Untuk Mendalami Teknologi (Sains)
(QS. AL-MULK; 3-4)
(QS. AL-MULK; 3-4)
“Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali
tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang.
Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?”
“Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali
kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itupun dalam
keadaan payah.”
(QS. Al-Mulk; 3-4)
KESIMPULAN
Seorang muslim perlulah menjadikan dirinya seorang
Muslim yang berilmu dan bertaqwa. Gabungan ilmu, iman dan taqwa serta akhlak
yang mulia adalah faktor yang utama untuk memungkinkan Islam kembali diterima
sebagai agama yang universal dan progresif.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar